Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik
Transcrição
REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK Tl MOR-LESTE TENT ANG KERJA SAMA KE LAUT AN DAN PERIKANAN Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik TimorLeste yang selanjutnya secara tunggal disebut " Pihak" dan bersama-sama disebut " Para Pihak"; MEMPERTIMBANGKAN semangat kerja sama sebagaimana ditentukan dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 dan perhatian bersama Para Pihak atas konservasi pengelolaan dan pemanfaatan berkelanjutan sumber-sumber daya hayati laut; MERUJUK kepada 1) Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang Pembentukan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral, ditandatangani di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2002, diubah pada 2010; 2) Pernyataan Kehendak antara Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian Pertanian dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste tentang Kerja Sama Kelautan dan Perikanan, ditandatangani di Jakarta pada tanggal 22 Maret 2011 ; 3) kerja sama dan kemitraan multilateral yang berlangsung mengenai lnisiatif Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan diantara Para Pihak atau sebagai bagian dari 6 (enam) negara anggota yang bertujuan untuk memastikan manfaat jangka panjang sumber daya laut dan pesisir di kawasan segitiga karang; 4) Deklarasi Program Aksi Strategis untuk Aksi Ekosistem Laut Arafura dan Timar guna memastikan kerja sama terintegrasi secara lintas batas untuk mengelola, melindungi dan keberlanjutan sumber daya hayati wilayah Laut Arafura dan Timor; Penangkapan lkan 5) Rencana Aksi Regional untuk Mempromosikan Praktik yang Bertanggung jawab mencakup Pemberantasan Penangkapan lkan yang Tidak Sah, Tidak Dilaporkan dan Tidak Diatur; dan 6) Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan untuk Laut di Wilayah Asia Timur; BERKEINGINAN untuk lebih memperluas kerja sama di bidang kelautan dan perikanan; MENEGASKAN bahwa kerja sama di bidang kelautan dan perikanan akan memberikan kepentingan bersama dan memberikan kontribusi pada peningkatan kerja sama bilateral lebih lanjut antara Pihak; BERDASARKAN pada hukum dan peraturan yang berlaku di kedua negara; TELAH MENYETUJUI hal-hal sebagai berikut; PASAL1 TUJUAN Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini (selanjutnya disebut "MSP") adalah untuk membentuk suatu kerangka untuk peningkatan kerja sama di bidang kelautan dan perikanan. PASAL 2 RUANG LINGKUP KERJA SAMA 1. Para Pihak wajib mewujudkan dan mengembangkan kerja sama dalam ruang lingkup sebagai berikut: a. Pencegahan, penghalangan dan penghapusan Penangkapan lkan yang Tidak Sah, Tidak Dilaporkan dan Tidak Diatur; b. Manajemen perikanan dan konservasi; c. Pertukaran informasi, data dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan; d. Pengolahan produk-produk perikanan, pemasaran dan investasi; e. Penelitian dan pertukaran para ahli/ilmuwan/pejabat pemerintah; dan f. Pembangunan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan. 2. Para Pihak membahas wajib hal-hal mendorong yang bilamana menjadi diperlukan untuk kepentingan berkonsultasi bersama sebelum penyelenggaraan fora perikanan regional dan internasional. PASAL 3 PENGATURAN PELAKSANAAN Untuk melaksanakan secara efektif ruang lingkup kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, kerja sama tersebut akan diwujudkan melalui pengaturan-pengaturan pelaksanaan yang disepakati oleh Para Pihak. PASAL 4 PENUNJUKAN OTORITAS Otoritas yang ditunjuk untuk koordinasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan MSP ini adalah: Untuk Pemerintah Republik Indonesia adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan; Untuk Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste adalah Kementerian Pertanian dan Perikanan. PASAL 5 KELOMPOK KERJA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Para Pihak menyepakati untuk membentuk Kelompok Kerja bidang Kelautan dan Perikanan untuk melaksanakan MSP ini; 2. Kelompok Kerja wajib melibatkan perwakilan instansi terkait dari Setiap Pihak; serta perwakilan dari institusi pelaksana mereka untuk pelaksanaan MSP; 3. Kelompok Kerja wajib bertemu secara berkala dan bergantian di Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor-Leste paling sedikit sekali dalam dua tahun pada tanggal yang telah disetujui oleh Para Pihak; 4. Peran dari Kelompok Kerja adalah sebagai berikut : a. Mengembangkan pengaturan pelaksanaan dan memonitor pelaksanaan pengaturan-pengaturan pelaksanaan dari bidang-bidang kerja sama di Pasal 2 MSP; b. Saling berbagi informasi kemajuan pelaksanaan kerja sama. termasuk berkonsultasi dan memformulasikan rekomendasi untuk memecahkan permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan bidang-bidang kerja sama di Pasal 2 MSP; dan c. Melaporkan bersama kemajuan kegiatan-kegiatan bidang kelautan dan perikanan kepada Komisi Bersama Tingkat Menteri antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor-Leste. PASAL 6 PENGATURAN FINANSIAL Pelaksanaan kerja sama yang dituangkan dalam Pasal 2 ditentukan sesuai dengan tanggung jawab dan kemampuan finansial masing-masing. Para Pihak wajib saling menyepakati pengaturan finansial yang timbul pada masing Pihak, secara kasus per kasus, sesuai dengan ketersediaan dana. PASAL 7 KERAHASIAAN Para Pihak wajib memastikan bahwa kerahasiaan dokumen, informasi dan data lainnya tidak dibagi atau diberikan kepada Pihak ketiga untuk pelaksanaan MSP ini tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Para Pihak. PASAL 8 HAK-HAK KE KAY AAN INTELEKTUAL 1. Setiap hak-hak kekayaan intelektual yang dibawa oleh salah satu Pihak dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan di bawah MSP ini akan tetap menjadi hak milik Pihak tersebut. 2. Penggunaan nama, logo dan/atau lambang resmi dari Para Pihak pada setiap publikasi, dokumen dan/atau tulisan dilarang untuk digunakan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari salah satu Pihak. PASAL 9 SUMBER DAY A GENETIK 1. Para Pihak menegaskan bahwa akses terhadap sumber-sumber daya genetik wajib dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konvensi Keanekaragaman Hayati (KKH), khususnya prinsip-prinsip persetujuan terlebih dahulu dan pembagian keuntungan yang adil dan merata. 2. Setiap Pihak wajib memiliki kewenangan untuk menentukan akses ke sumbersumber daya genetik sesuai dengan perundang-undangan dalam negeri dan berupaya untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu guna memfasilitasi akses yang jelas dan terbuka kepada sumber-sumber daya genetik. PASAL10 PENYELESAIAN PERBEDAAN Setiap perbedaan diantara Para Pihak mengenai penafsiran dan/atau pelaksanaan dan/atau penerapan dari ketentuan-ketentuan dalam MSP ini wajib diselesaikan secara damai melalui konsultasi atau negosiasi antara Para Pihak. PASAL11 PERUBAHAN MSP ini dapat diamandemen kapanpun melalui persetujuan secara tertulis Para Pihak 3 (tiga) bulan sebelumnya. Amandemen tersebut harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini dan wajib berlaku pada tanggal yang mungkin ditentukan oleh Para Pihak. PASAL12 PENUNDAAN Para Pihak memiliki hak atas alasan-alasan keamanan nasional, kepentingan nasional, ketertiban dan kesehatan umum untuk menunda sementara, secara keseluruhan atau sebagian, pelaksanaan MSP ini dimana penundaan diberlakukan segera setelah terdapat pemberitahuan tertulis yang diberikan oleh salah satu Pihak. PASAL1 3 PEMBERLAKUAN, MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN 1. Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan. 2. Memorandum Saling Pengertian ini berlaku selama 5 (lima) tahun kecuali disepakati untuk diperpanjang oleh Para Pihak melalui kesepakatan secara tertulis paling lambat 6 (enam) Memorandum Saling Pengertian ini. bulan sebelum tanggal pengakhiran 3. Tanpa menyangkut pengaturan apapun dalam Pasal ini, salah satu Pihak dapat mengakhiri MSP ini dengan cara memberitahukan kepada Pihak lainnya mengenai keinginannya untuk mengakhiri MSP ini secara tertulis 3 (tiga) bulan sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki. 4. Pengakhiran MSP ini tidak akan mempengaruhi penyelesaian kegiatankegiatan bersama yang sedang berlangsung, perjanjian dan/atau kegiatankegiatan yang disepakati yang telah ada selama pelaksanaan MSP ini. SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, telah diberi kuasa oleh Pemerintah masing-masing, telah menandatangani MSP ini. DIBUAT di Jakarta, pada 29 Agustus tahun dua ribu lima belas, dalam dua rangkap asli dalam Bahasa Indonesia, Portugis dan lnggris. Semua naskah memiliki nilai otentik yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah Bahasa lnggris yang berlaku. UNTUK PEMERINTAH UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA DEMOKRATIK TIMOR-LESTE SUSI PUDJIASTUTI Menteri Kelautan dan Perikanan / ESTANISLAU ALEIXO DA SILVA Menteri Senior, Menteri Koordinator Ekonomi dan Menteri Pertanian dan Perikanan KEPUBLIK INDONESIA MEMORANDO DE ENTENDIMENTO ENT RE 0 GOVERNO DA REPUBLICA DA INDONESIA E 0 GOVERNO DA REPUBLICA DEMOCRATICA DE TIMOR-LESTE SOB RE COOPERACAO NO AMBITO DOS ASSUNTOS MARINHOS E DAS PESCAS 0 Governo da Republica da Indonesia e o Governo da Republica Democratica de Timor-Leste (a seguir designados s ingularmente como "Parte" e colectivame nte coma "Partes")· ' ' CONSIDERANDO o espirito de coopera9ao conforme o disposto na Conven9ao das Na96es Unidas sobre o Direito do Mar (CNUDM) de 1982 e o interesse comum das Partes em materia de conserva9ao. gestao, desenvolvimento sustentavel e da utiliza9ao responsavel dos recurses marinhos vivas; REFERINDO-SE: 1) o Memorando de Entendimento entre o Governo da Republica da Indonesia e o Governo da Republica Democratica de Timor-Leste sabre a cria9ao de uma Comissao Conjunta de Coopera9ao Bilateral, assinado em Jacarta , no dia 2 de Julho de 2002; alterado em 2010; 2) a Carta de lnten96es assinada em Jacarta, no dia 22 de Mar90 de 2011 entre o Ministerio dos Assuntos Maritimos e das Pescas da Republica da Indonesia e o Ministerio da Agricultura e Pescas da Republica Democratica de Timor-Leste; 3) a continua parceria multilateral relativa a lniciativa Triangulo de Coral sobre Recifes de Coral, Pescas e Seguran9a Alimentar, abrangendo a totalidade ou parte de pelo menos seis paises com o objective de garantir beneficios a longo prazo em rela9ao aos recurses naturais marinhos e costeiros na area do triangulo coral; 4) a Declara<;;;ao sabre o Programa de Ac9ao Estrategica para Arafura e a Ac;ao do Ecossistema do Mar de Timor para assegurar a coopera9ao transfronteiri9a para a gestao integral, prote9ao e sustentabilidade dos recurses vivos da regiao de Arafura e do Mar de Timor; 5) Plano de A<;ao Regional sobre as Pescas llegais; 6) As Parcerias em Gestao Ambiental para os Mares da Asia Oriental; DESEJANDO expandir ainda mais a coopera9ao na area relacionada com assuntos marinhos e pescas; AFIRMANDO que a coopera9ao no dominio dos assuntos marinhos e das pescas seNe os interesses comuns e contribui para a valoriza9ao de uma maior coopera9ao bilateral entre as Partes; EM CONFORMIDADE com as leis e regulamentos dos respectivos paises: CHEGARAM ao seguinte entendimento: ARTIGO 1 OBJECTIVO 0 objective deste Memorando de Entendimento (doravante referido como "MoU") e estabelecer um enquadramento na promo9ao de coopera9ao nos sectores dos assuntos marinhos e das pescas. ARTIGO 2 AREAS DE COOPERACAO 1. As Partes irao executar e desenvolver a coopera9ao nas seguintes areas : a. Preven9ao. combater e elimina9ao de Pescas ilegal, nao declarada e nao regulamentada; b. Gestao e conservac;:ao de pescas; c. Troca de informac;oes, dados e tecnologia na area de marinhos e pescas; 2. d. Processo de produtos de pescas, mercadoria e investimento; e. Pesquisa e troca de cientistas e profissionais; e f. Formac;ao e Capacita9ao do pessoal nos assuntos marinhos e pescas. As Partes irao esforc;ar quando achar necessario consultar nos assuntos de mutuo interesse antes de fora regional e internacional de pescas. ARTIGO 3 DISPOSl<;OES DE IMPLEMENTAf;AO Para implementar efectivamente as areas de cooperac;ao estipuladas no Artiga 2, e essa coopera9ao sera executada atraves das regras de implementa9ao que serao acordadas entre as Partes. ARTIG0 4 AUTORIDADES DESIGNADAS As autoridades designadas para a coordenac;ao, execU<;ao, monitorizac;ao e avalia9ao da implementac;ao do presente MoU sao: para a Republica da Indonesia, o Ministerio dos Assuntos Marinhos e das Pe seas; para a Republica Democratica de Timor-Leste, os servic_;;os dos assuntos marinhos e pescas do Ministerio da Agricultura e Pescas. ARTIGO 5 GRUPO DE TRABALHO DOS ASSUNTOS MARI NHOS E PESCAS 1. As Partes concordam estabelecer um Grupo de Trabalho dos Assuntos Marinhos e das Pescas (GT) para a implementa9ao deste MoU ; 2. 0 Grupo de Trabalho deve incluir os representantes relevantes de cada Parte; assim como os representantes das institui96es implementadoras para implementar o MoU; 3. 0 Grupo de Trabalho reunir-se-a periodicamente e de forma alternada na Indonesia ou em Timor-Leste, pelo menos uma vez a cada dois anos; 4. A fun9ao do Grupo de Trabalho sao os seguintes : a. Oesenvolver as regras de execu9ao e monitorizac;:ao da implementac;:ao das regras de execu9ao das areas de cooperac;:ao estabelecidas no Artigo 2 deste MoU; b. Partilhar as informac;:oes sobre os progressos da cooperac;:ao, assim coma consultar e formular recomenda96es para resolver quaisquer problemas que podem acontecer na implementac;:ao nas areas de coopera9ao estabelecidas no Artigo 2 do presente MoU; e c. Preparar relat6rios conjunto sabre actividades dos assuntos marinhos e pescas para a Comissao Ministerial Conjunta sabre Cooperac;:ao Bilateral entre a Republlca da Indonesia e a Republica Oemocratica de TimorLeste. ARTIGO 6 DISPOSIC;OES FINANCEIRAS A coopera9ao prevista no Artigo 2 sera desenvolvida no ambito da disponibilidade de fundos das Partes. As Partes concordarao mutuamente qualquer execu9ao financeira surgido pelas respectivas Partes decorrente de cada acordo de execu9ao caso a caso, dependendo de disponibilidade de fundos. ARTIGO 7 CONFIDENCIALIDADE As Partes assegurarao que a confidencialidade e o sigilo de documentos, informa96es e outros dados nao sao compartilhados ou fornecidos a terceiros durante o periodo da implementa9ao do presente MoU sem o previo consentimento por escrito da Parte envolvida. ARTIGO 8 PROPRIEDADE INTELECTUAL 1. Qualquer propriedade intelectual utilizada de uma Parte para a implementa9ao de actividades do presente MoU continuara a ser propriedade dessa Parte. 2_ 0 uso de name, 16gotipo e/ou emblema oficial de qualquer das Partes em qualquer publica9ao, de documentos e/ou trabalhos e proibida sem a previa aprova9ao por escrito por qualquer das Partes. ARTIGO 9 RECURSOS GENETICOS 1. As Partes reafirmam que o acesso aos recursos geneticos sera realizado em conformidade com as disposi96es da Conven9ao sabre Diversidade Biol6gica (CDB), 1992, em especial os principios do consentimento previo informado e de partilha de beneficios justa e equitativa. 2. Cada Parte tera autoridade para determinar o acesso a recurses geneticos em conformidade com sua legisla9ao interna e esfon;ar-se por criar condi96es para facilitar o acesso transparente aos recurses geneticos. ARTIGO 10 RESOLU~A.O DE DIFERENDOS Todas as questoes ou diferendos que possam surgir em conexao com a interpreta9ao ou aplica9ao deste MoU sera resolvida por meio de consulta ou negocia9ao entre as Partes. ARTIGO 11 ALTERA~OES 0 presente MoU podera ser alterado a qualquer altura por mutuo acordo por escrito das Partes informando pelo menos 3 (tres meses) antes. Essa altera9ao como parte integrante deste MoU e entrara em vigor conforme a data que sera determinada pelas Partes. ARTIGO 12 SUSPENSAO As Partes reservam-se o direito, por razoes de seguranc;;a nacional, de interesse nacional, ordem publica ou de saude publica de suspender temporariamente, no todo ou em parte, a implementa9ao deste MoU , cuja suspensao entra em vigor imediatamente ap6s a notificac;;ao por escrito ter sido dada a outra Parte. ARTIGO 13 ENTRADA EM VIGOR, DURACAO E TERMINO 1. Este MoU entrara em vigor a partir da data de assinatura. 2. Este MoU permanecera em vigor por um perfodo de cinco (5) anos, a menos que de outra forma mutuamente prorrogado pelas Partes, por escrito, pelo menos seis (6) meses antes do seu termino. 3. Qualquer das Partes podera denunciar este MoU, mediante notificac;;ao par escrito para a outra Parte com antecedencia de 3 (tres) meses a inten9ao do termino deste MoU . 4. A denuncia do presente MoU nao libertara as Partes da execu9ao de qualquer das actividades conjunta, contratos e/ou actividades estabelecidas durante aplicac;;ao deste presente MoU. comprometidas EM FE DO QUE, os abaixo assinados, devidamente autorizados, assinaram o presente Memorando de Entendimento. FEITO em Jacarta, no dia 2.9................. de ...A~~·· ·· ·· do ano de dois mil e quinze, em duplicado, nas linguas lnglesa, Indonesia e Portuguesa. Todos os textos sao igualmente autenticos. No caso houver divergencias na interpreta9ao, o texto em Ingles que as prevalece. PELO GOVERNO DA REPUBLICA PELO GOVERNO DA REPUBLICA DA INDONESIA DEMOCRATICA DE TIMOR-LESTE SUSI PUDJIASTUTI ESTANISLAU ALEIXO DA SILVA Ministra dos Assuntos Marinhos e Ministro de Estado, Coordenador de Peseas Assuntos Econ6micos e Ministro da Agricultura e Pescas KEPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE DEMOCRATIC REPUBLIC OF TIMOR-LESTE ON MARINE AFFAIRS AND FISHERIES COOPERATION . The Government of the Republic of Indonesia and The Government of the Democratic Republic of Timor-Leste hereinafter referred to singularly as "The Party", and collectively as "The Parties"; CONSIDERING to the spirit of cooperation as stipulated in the United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 and the common concern of the Parties on conservation, management, and sustainable development and responsible utilization of marine living resources; REFERRING to 1) the Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Democratic Republic of Timor-Leste on the Establishment of a Joint Commission for Bilateral Cooperation, signed in Jakarta on July 2nd, 2002, amended in 2010; 2) the Letter of Intent between the Ministry of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia and the Ministry of Agriculture and Fisheries of the Democratic Republic of TimorLeste on Marine and Fishery Cooperation , signed in Jakarta on the 22nd of March 2011; 3) the ongoing multilateral partnership on the Coral Triangle Initiative (CTI) on Coral Reefs, Fisheries and Food Security, encompassing all or parts of at least Six Countries with the goal to ensure long-term benefit of marine and coastal natural resources across coral triangle area: and; 4) the Declaration on Strategic Action Programme for Arafura and Timor Seas Ecosystem Action to ensure transboundary cooperation for the integrated management, protection, and sustainability of the living resources of the Arafura and Timor Seas region ; 5) Regional Plan of Action to Promote Responsible Fishing Practices including Combating Illegal, Unreported and Unregulated Fishing; and 6) The Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia; DESIRING to further expand cooperation in the area related to marine affairs and fisheries; AFFIRMING that cooperation in the field of marine affairs and fisheries would serve the common interests and contribute to the enhancement of further bilateral cooperation between the Parties; PURSUANT to the prevailing laws and regulations in both countries; HAVE agreed as follows: ARTICLE 1 OBJECTIVE The objective of this Memorandum of Understanding (hereinafter referred to as "MoU") is to set up a framework for the enhancement of cooperation in the fields of marine affairs and fisheries. ARTICLE 2 AREAS OF COOPERATION 1. The Parties shall pursue and develop cooperation in the following areas: a. Prevention, deterrence, and elimination of Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing; b . Fisheries management and conservation; c. Exchange of information, data and technology on marine affairs and fisheries; d. Fishery product processing, marketing and investment; e. Research and exchange of experts/scientists/officials; and f. Capacity building on marine affairs and fisheries. 2. The Parties shall endeavor whenever deemed necessary to consult on matters of mutual interest prior to regional and international fisheries fora. ARTICLE 3 IMPLEMENTING ARRANGEMENT To effectively implement the areas of cooperation as stipulated in Article 2, such cooperation will be pursued through implementing arrangements to be agreed upon by the Parties. ARTICLE 4 DESIGNATED AUTHORITIES The designated authorities for the coordination, execution, monitoring and evaluation of the implementation of this MoU are: for the Government of the Republic of Indonesia is the Ministry of Marine Affairs and Fisheries; for the Government of the Democratic Republic of Timor-Leste is the Ministry of Agriculture and Fisheries. ARTICLE 5 WORKING GROUP ON MARINE AFFAIRS AND FISHERIES 1. The Parties agreed to establish a Working Group (WG) on Marine Affairs and Fisheries to implement this MoU; 2. The Working Group shall include the relevant representatives from each Party; as well as the representatives of their implementing institutions to implement the MoU; 3. The Working Group shall meet periodically and alternatively in the Republic of Indonesia and the Democratic Republic of Timor-Leste at least once in two years at dates agreed upon by the Parties; 4. The rotes of the Working Group are as follows: a. To develop the implementing arrangements and monitor the implementation of the implementing arrangements of the areas of cooperation under Article 2 of this MoU; b. To share information on the progress of cooperation, as well as to consult and formulate recommendation to solve any problems that may occur in the implementation on the areas of cooperation under Article 2 of this MoU; and c. To jointly report the progress of marine affairs and fisheries activities to the Joint Ministerial Commission on Bilateral Cooperation between the Republic of Indonesia and the Democratic Republic of Timor-Leste. ARTICLE 6 FINANCIAL ARRANGEMENTS The cooperation set forth in Article 2 shall be carried out within their own liabilities and financial capabilities. The Parties shall mutually agree upon any financial arrangement arising by the respective Parties therein, on a case-by-case basis, subject to the availability of funds. ARTICLE 7 CONFIDENTIALITY The Parties shall ensure that the confidentiality and secrecy of documents, information and other data are not shared or supplied to a third Party for the implementation of this MoU without prior written consent of the Parties. ARTICLE 8 INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS 1. Any intellectual property rights brought by one of the Parties for the implementation of activities under this MoU shall remain the property of the Party. 2. The use of the name, logo and/or official emblem of any of the Parties on any publication, document and/or paper is prohibited without the prior written approval by either Party. ARTICLE 9 GENETIC RESOURCES 1. The Parties reaffirm that access to genetic resources shall be carried out in accordance with the provisions of the Convention on Biological Diversity 1992, particularly the principles of prior informed consent and of fair and equitable benefit sharing. 2. Each Party shall have the authority to determine access to genetic resources in accordance with its domestic legislation and endeavor to create conditions to facilitate transparent access to genetic resources. ARTICLE 10 SETTLEMENT OF DIFFERENCES Any differences between the Parties relating to the interpretation and/or implementation and/or application of any provisions of this MoU shall be settled amicably through consultations and negotiations between the Parties. ARTICLE 11 AMENDMENT This MoU may be amended at anytime by mutual written consent of the Parties given at least 3 (three) months in advance. Such amendment shall form an integral part of this MoU and shall enter into force on such a date as may be determined by the Parties. ARTICLE 12 SUSPENSION The Parties reserve the right for reasons of national security, national interest, public order or public health to suspend temporary, either in whole or in part, the implementation of this MoU which suspension comes into effect immediately after written notification has been given to the other Party. ARTICLE 13 ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION 1. This MoU shall enter into force on the date of its signing. 2. This MoU shall remain in force for 5 (five) years unless otherwise mutually extended by the Parties in writing at least 6 (six) months prior to the termination of this MoU. 3. Notwithstanding anything in this article, either Party may terminate this MoU by notifying of the other Party of its intention to terminate this MoU by written notification at least 3 (three) months prior to its intention to do so. 4. The termination of this MoU shall not prejudice the completion of any ongoing joint activities, contract and/or compromised activities established during the application of this MoU. IN WITNESS WHEREOF, the Undersigned, being duly authorized thereto by their respective Governments, have signed this MoU. DONE in Jakarta on the 29th day of August in the year of two thousand fifteen, in two original copies in Indonesian, Portuguese and English languages. All texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation, the English text shall prevail. FOR THE GOVERNMENT OF THE FOR THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA DEMOCRATIC REPUBLIC OF Tl MOR-LESTE · ~ SUSI PUDJIASTUTI ESTANISLAU ALEIXO DA SILVA Minister of Marine Affairs and Fisheries Senior Minister, Coordinating Minister for Economic Affairs and Minister of Agriculture and Fisheries
Documentos relacionados
memorandum saling pengertian antara kementerian pendidikan dan
memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya mengenai keinginannya untuk mengakhiri MSP ini setidaknya 6 (enam) bulan sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki.
Leia maisKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan
memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya mengenai keinginannya untuk mengakhiri MSP ini setidaknya 6 (enam) bulan sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki.
Leia maismemorandum saling pengertian antara pemerintah republik
3. Masing-masing Pihak dapat setiap saat melalui jalur diplomatik memberitahukan pihak lainnya akan keinginannya untuk mengakhiri MoU ini. Pengakhiran akan efektif enam (6) bulan setelah tanggal pe...
Leia maismemorandum saling pengertian antara pemerintah republik
1. MoU ini akan berlaku pada tanggal penandatanganan. 2. MoU ini akan berlaku selama 5 (lima) tahun dan akan diperpanjang untuk masa 2 (dua) tahun berikut, kecuali salah satu Pihak mengakhirinya de...
Leia maismemorandum saling pengertian
Setiap warga negara dari pihak yang melakukan kegiatan di bawah MSP ini di wilayah Pihak lainnya harus menghormati dan tidak mengganggu kemerdekaan politik, kedaulatan, dan keutuhan wilayah kedua n...
Leia maisrepublik indonesia memorandum saling pengertian ant ara
Jika salah satu Pihak berkeinginan untuk mengungkapkan data dan I atau informasi rahasia yang diberikan oleh Pihak lainnya dalam rangka pelaksanaan MSP ini, Pihak yang akan mengungkapkan harus mend...
Leia maisPemerintah Republik Indonesia diwakili oleh Kementerian
3. Kecuali disepakati lain oleh para pihak, penghentian MoU ini tidak akan mempengaruhi keabsahan dan durasi dari setiap kegiatan yang sedang berlangsung dan pengaturan kontrak yang dibuat di bawah...
Leia maisnota kesepahaman antara badan narkotika nasional republik
dijaga kerahasiaannya dan digunakan sesuai dengan tujuan, ditentukan oleh pihak yang memberikan. 2. lnformasi dan dokumen tidak akan diberikan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis terlebi...
Leia maisnota kesepahaman antara badan pengawasan keuangan dan
diamandemen dengan persetujuan bersama dari Para Pihak. Amandemen tersebut harus tertulis dan berlaku pada tanggal yang disepakati oleh Para Pihak. 2. Perubahan atau revisi merupakan bagian yang ti...
Leia maismemorandum saling pengertian antara badan pengawas obat dan
dengan kesepakatan tertulis Para Pihak. Setiap perubahan atau perbaikan tersebut akan berlaku secara efektif pada tanggal yarig telah disepakat_i oleh Para Pihak dan merupakan suatu kesatuan yang t...
Leia mais